Pj. Bupati Aceh Selatan Rela Pakai Uang Pribadi Demi Sentra IKM Meukek Berfungsi

Pj. Bupati Aceh Selatan Rela Pakai Uang Pribadi Demi Sentra IKM Meukek Berfungsi
Dipublikasikan pada Rabu, 12 Jun 2024

PROKOPIM, TAPAKTUAN – Keseriusan Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma S.STP dalam meningkatkan perekonomian masyarakat tampaknya bukan sekedar isapan jempol. Hal itu terbukti, demi memastikan fasilitas Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kecamatan Meukek dapat segera berfungsi, orang nomor satu di Negeri Pala itu rela merogoh kocek dari kantong pribadinya.

Pernyataan yang spontanitas diucapkan itu merespon permintaan pejabat Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM (Disdagperinkop UKM) Aceh Selatan bersama Direktur Politeknik Aceh Selatan (Poltas) dan pengusaha pala terkait perlunya langkah uji coba penyulingan pala atau nilam di Sentra IKM.

“Coba hitung berapa biaya dibutuhkan untuk sekali uji coba penyulingan pala atau nilam, jika pengusaha pala atau nilam mengalami kerugian ketika melakukan penyulingan di Sentra IKM ini, maka kerugian itu saya tanggung dengan uang pribadi saya,” kata Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma saat meninjau Sentra IKM di Gampong Keude Meukek, Rabu (12/6/2024).

Pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Meukek tersebut sepenuhnya di danai oleh Kementerian Perindustrian Perdagangan melalui sumber DAK tahun 2018 sebesar Rp10 miliar. Namun sayangnya, aset strategis bernilai jual tinggi itu belum berfungsi untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.

Saat melakukan peninjauan langsung ke lapangan, Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma S.STP menerima laporan bahwa penyebab utama belum berfungsinya fasilitas sentra IKM Meukek yang telah menerapkan teknologi hybrid terbaru menggunakan tenaga listrik itu karena belum pernah dilakukan langkah uji coba penyulingan minyak pala atau nilam secara langsung. Akibatnya, para pengusaha yang selama ini biasa melakukan penyulingan minyak pala atau nilam di ketel tradisional tidak berani menggunakannya.

Sementara, langkah uji coba itu penting harus segera dilakukan untuk mengukur berapa rendemen penyulingan minyak pala atau nilam yang dihasilkan oleh Sentra IKM Meukek tersebut. Jika biaya operasional dan pengadaan material bahan yang dibutuhkan sesuai dengan hasil yang didapatkan maka secara otomatis para pengusaha pala atau nilam akan berbondong-bondong memanfaatkan Sentra IKM Meukek.

“Jadi, kalau harus menunggu dialokasikannya anggaran dari sumber APBK membutuhkan waktu lama maka saya nyatakan saya siap menggunakan uang pribadi. Camat Meukek bersama Disdagperinkop UKM tolong dikoordinasikan langkah ini dengan para pengusaha pala atau nilam di Kecamatan Meukek. Kita mau lihat hasilnya bagaimana,” kata Cut Syazalisma dihadapan para pejabat daerah yang hadir dilokasi.

Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma mengatakan, pembangunan mesin penyulingan pala atau nilam Sentra IKM Meukek yang berkolaborasi dengan pakar dan tenaga ahli Politeknik Aceh Selatan (Poltas) itu, telah menerapkan teknologi tinggi (hybrid). Ada dua opsi sistem penyulingan yang dilakukan yaitu bisa menggunakan tenaga listrik dan bisa juga menggunakan kayu bakar seperti lazimnya di ketel-ketel pala atau nilam tradisional.

“Berdasarkan teori yang telah diprogramkan, sistem penyulingan berteknologi tinggi ini akan sangat efisien karena akan menekan biaya operasional. Namun demikian, kita perlu pembuktian dengan cara di praktekkan secara langsung dilapangan. Makanya, perlu dilakukan langkah uji coba,” kata Pj. bupati.

Selain Sentra IKM, Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma juga sedang mengupayakan untuk difungsikannya bangunan Cold Storage (pendingin ikan) yang berlokasi di Gampong Tarok II, Kecamatan Meukek. Soalnya, bangunan cold storage terintegrasi berkapasitas 100 ton ikan segar program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sumber APBN 2017 senilai Rp15 miliar lebih yang dibangun oleh salah satu perusahaan dibawah BUMN itu, sudah cukup lama terbengkalai belum bisa difungsikan.

“Salah satu pintu masuknya adalah dengan cara kita gol kan dulu program kampung nelayan modern yaitu Gampong Labuhan Tarok II, Kecamatan Meukek ini. Jika program ini terlaksana maka program pembangunan yang akan direalisasikan oleh Kementerian KKP akan terintegrasi dengan bangunan cold storage yang juga berlokasi di Gampong Tarok II,” pungkas Cut Syazalisma.